Jumaat, 1 Januari 2010

Tahun baru Islam VS Tahun baru Kafir


(Ingat Awal Muharam, ingat hijrah Nabi Muhammad s.a.w)


Assalamualaikum w.b.r . . 

Tahukah kamu kenapa bloger memilih tajuk "Tahun Baru Islam VS Tahun Baru Kafir" sebagai penulisan blog pembuka tahun 2010? Nak tahu kenapa? Kerana bloger ingin memahamkan realiti yang berlaku di antara dua sambutan ini. Di sini bloger mengingatikan bahawa apa yang tertulis di sini hanyalah luahan, pemerhatian dan mungkin sedikit pendapat yang boleh dikira peribadi serta ingin mengajak semua berfikir dan berpendapat.
  

Tahun Baru Islam

Tahukah kamu bila rata-rata orang sebut Awal Muharam sahaja pasti dikaitkan dengan Tahun Baru Islam. Ya benar. Yang menjadi masalahnya adakah kita benar benar hayati dan tahu Tahun Baru Islam (Awal Muharam)ini ada? Jika tahu Alhamdulillah dan jika tahu adakah kita tahu tarikhnya serta amalan yang diajar oleh Rasulullah yang boleh kita amalkan dan jika kerana Allah maka boleh dapat pahala?

Saya tidak terkilan sangat jika anda tidak tahu Tahun Baru Islam apabila masuknya Awal Muharam tapi saya sangat terkilan jika anda tidak tahu dibacanya doa akhir tahun dan awal tahun setiap kali berakhirnya dan munculnya tahun baru Islam. Saya bertambah terkilan ada segelintir langsung tidak tahu dan tidak peka akan peristiwa hijrah yang berlaku pada awal muharam.

Buat pengetahuan semua, hijrah yang dalam pengertian Islam bermaksud Hijrah Nabi Muhammad dari Mekah Al-Mukarammah ke Madinah Al-Munawarah. Sebenarnya jika ada azam, hijrah dan ada anjakan paradigma maka bila menjelangnya bulan Islam terus tetapkan azam, hijrah dan anjakan paradigma itu. Tak perlu tunggu 1 Januari setiap tahun baru nak tetapkan. Dan jika terfikirlah, secara logiknya usah tunggu tahun baru sahaja nak tetapkan Azam dan anjakan paradigma. Pernah dengar pepatah yang mengatakan "hari ini lebih baik pada hari semalam" maka hari-hari juga boleh berazam, hari-hari juga boleh melakukan perubahan dan anjakan paradigma. Jangan seperti adat Melayu tunggu waktu raya sahaja baru mula sibuk nak maaf-memaafi. Rasulullah ajar kita maafkan orang setiap hari dan setiap hari minta maaf kat orang kalau ada salah silap tapi kita yang melayu ni tangguh nak minta maaf tunggu nak raya. Ada yang lebih kritikal hanya tunggu datangnya sakit dan bagi pelajar datangnya peperiksaan baru nak mohom maaf. Anjak sikit paradigma tu dan berfikir...



Sedikit Amalan Tahun Baru Islam

Tahukah amalan yang boleh kita amalakan apabila Tahun Baru Islam menjelma? Meh sini saya beritahu. Perhati dan ingat baik baik. Kebiasaan orang-orang mukmin mengaminkan doa akhir tahun selepas solat Asar (antara waktu Asar dan sebelum maghrib) dan mengaminkan doa akhir tahun selepas solat maghrib (antara waktu maghrib dan sebelum Isyak). Adapun melakukan puasa di hari jatuhnya awal muharam.
 
Awal Muharam adalah awal tahun. Ada dua amalan di dalamnya:
  1. Berpuasa. Dalam riwayat Rayyan bin Syabib, Imam Ali Ridha as berkata, “Sesiapa berpuasa pada hari ini dan berdoa kepada Allah, maka dia akan mendapati doanya seperti diterimanya doa Nabi Zakaria as.”
  2. Dinukil dari Imam Ali Ridha as bahwasa Rasulullah saw pada hari pertama bulan Muharam melakukan solat dua rakaat dan membaca doa awal tahun.
Tetapkan Azam?
 
Kebiasaannya apabila tiba sahaja tahun baru masihi, kita sering memperbaharui azam masing-masing. Apa kata kali ini azam yang sama kita tekadkan lagi semasa ketibaan tahun baru hijrah ini. Malah jika kita tidak pernah langsung berazam selama ini pada tahun baru hijrah, maka bolehlah kita memulakannya sekarang. Azam ini bolehlah lebih ke arah pengisian rohani dan keagamaan. Mungkin kepada mereka yang tidak pernah solat berazam untuk mula bersolat, mereka yang bersolat tetapi tidak cukup lima waktu berazam untuk melengkapkan solat lima waktu dan mereka yang bersolat lima waktu berazam untuk meningkat kualiti solat tersebut. Jadikan motto hari ini lebih baik darisemalam, hari esok lebih baik dari hari ini dan hari-hari seterusnya lebih baik dari hari-hari sebelumnya.Inilah yang dituntut oleh Islam!!!.
 
Di samping itu perkuatkan juga fahaman aqidah, syariat dan akhlak kita.Apabila fahaman kita jelas maka iman dan takwa kita juga akan kukuh.Percayalah lebih rapat kita dengan Allah s.w.t. akan lebih tenang jiwa kita menghadapi kehidupan yang penuh cabaran dan dugaan ini.
 
Tahun baru Kafir
 
Buat kefahaman semua.. 
 
Penghujung tahun dan hari pertama tahun baru Masehi merupakan momen yang sangat berharga bagi sebagian orang. Mereka pun menyiapkan segala sesuatu, dengan berbagai macam pesta untuk menyambut tahun baru.

Di negeri kita, saat malam pergantian tahun baru Masehi, para muda-mudi biasanya menggelar berbagai pesta. Di antara mereka ada yang bergadang larut malam untuk menunggu jam 00.00 tiba. Apabila waktunya telah tiba, mereka bergembira dan dengan serentak meniup terompet dan berpesta kembang api. Pawai sepeda motor pun dimulai dengan menarik gas sepenuhnya disertai yel-yel yang memekakkan telinga. Pada hari pertama tahun Masehi, mereka menghadiri panggung-panggung hiburan konser musik yang digelar di berbagai tempat di alun-alun, THR (tempat hiburan rakyat), maupun di tempat-tempat rekreasi lainnya.


Campur baur antara muda-mudi, bergandengan tangan dengan lawan jenis (yang memang telah direncanakan sebelumnya oleh pasangan muda-mudi tersebut), gelak tawa dan canda, isapan rokok yang bagaikan asap dari serombong fabrik, serta berbagai minuman menjadi teman akrab yang senantiasa menyertai mereka.

Television, radio, dan para pemilik pusat perbelanjaan tidak mau ketinggalan dari ikut serta memeriahkan tahun baru. Berbagai promosi dan diskaun besar-besaran diadakan dalam rangka menyambut Natal dan tahun baru Masehi. Begitu meriah acara yang digelar oleh mereka untuk menyambut kedatangan tahun baru masehi tersebut, sehingga membuat kebanyakan orang terbuai, tidak sadar ikut hanyut terbawa arus. Mereka tidak melihat berbagai macam dilema keagamaan, sosial, dan masyarakat yang timbul karenanya. Mereka tidak tahu bahwa perayaan tahun baru tidak ada tuntunannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semua itu hanyalah sebuah pemborosan, membuang-buang harta untuk hal yang sia-sia dan tidak ada manfaatnya sama sekali.

Fenomena seperti ini merupakan realita kehidupan yang senantiasa berulang setiap pergantian tahun. Bahkan dari tahun ke tahun makin bertambah semarak dan makin tidak terkendalikan arusnya. Tahun ini, wallahu a’lam apakah yang akan terjadi dan mewarnai awal tahun baru Masehi di negeri kita ini.

Seorang muslim yang memiliki kecemburuan besar terhadap agamanya, tentu tidak setuju dengan semua itu, dan tentu tidak setuju bila hal itu sampai terjadi di tengah keluarga kita. Kita semua harus tahu bahwa pergantian tahun merupakan tanda kebesaran dan kekuasaan Allah yang tiada tara, yang hanya dipahami oleh orang-orang yang berakal yang memikirkan tanda-tanda kekuasaan-Nya, sebagaimana firman-Nya (yang artinya):

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.’”
 (Ali Imron[3]: 190-191)

Perayaan tahun baru di beberapa negara terkait erat dengan keagamaan atau kepercayaan mereka terhadap para dewa. Jika seorang muslim telah memahami hal ini, maka tentu ia akan memahami bahwa bagi  sebagian kaum kafir, merayakan tahun baru merupakan peribadahan. Sehingga apabila seorang muslim ikut-ikutan merayakan tahun baru maka boleh dibilang kerena ketidaktahuannya terhadap agamanya sebab ia telah menyerupai orang kafir yang menentang Allah dan Rasul-Nya.

Ingkarilah kemungkaran karena kemungkaran merupakan jalan menuju petaka. Begitu bahayanya akibat dari kemungkaran, maka seorang muslim harus berusaha sekuat tenaga untuk mencegah dan mengingkari kemungkaran-kemungkaran yang ada sebatas kemampuannya, walau hanya dengan hati.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Barang siapa di antaramu melihat kemungkaran, hendaklah ia merubahnya (mencegahnya) dengan tangannya (kekuasaannya) ; jika ia tak sanggup, maka dengan lidahnya (menasihatinya) ; dan jika tak sanggup juga, maka dengan hatinya (merasa tidak senang dan tidak setuju), dan demikian itu adalah selemah-lemah iman.
(HR. Muslim)

Makin bertambah usia seorang muslim seharusnya makin ia sadar akan memanfaakan waktu dengan mengerjakan sesuatu yang bermanfaat di dunia dan di akhirat serta menjauhkan dirinya dari sesuatu yang membahayakan. Hendaklah kita mengingat masa penangguhan hidup kita di dunia. Ketika seorang muslim memasuki tahun baru, ia akan ingat bahwa berarti ia makin mendekati akhir masa penangguhan hidup di dunia ini. Bila senantiasa mengingat hal ini, maka kita pun akan semakin bersemangat mencari bekal untuk mendapatkan kebahagiaan ukhrowi (akhirat) yang kekal abadi. Berbahagialah dengan keislaman kita. Agama kita berbeda dengan agama lain, sehingga dilarang menyerupai orang kafir, terlebih lagi mengikuti cara beragamanya kaum kafir. Oleh karena itu, hendaknya setiap muslim meninggalkan perayaan tahun baru dan penanggalan ala kafir. Sebaiknya kita menghidupkan penanggalan Islam dalam rangka meninggikan syiar dan izzah Islam serta kaum muslimin. Selain itu, hendaknya kita mengingat kebesaran dan keagungan-Nya sehingga akan menambah rasa takut, cinta dan berharap akan ridho-Nya. 

Namun kenyataannya, pada zaman ini banyak umat Islam yang tidak memahami posisi dan kedudukan mereka. Malahan mereka tertarik dengan perayaan hari natal dan tahun baru yang menjadi syiar agama Kristen. Hal ini disebabkan tidak adanya pemahaman yang benar dan lemahnya ikatan aqidah mereka. Sehingga mereka terkadang ikut-ikutan dengan budaya dan tradisi orang kafir, antara lain:
  1. Saling mengucapkan selamat hari raya, saling kirim kartu lebaran baik melalui pos atau internet.
  2. Ikut serta memeriahkan hari Raya Natal di gereja, hotel, gedung serba guna, atau melalui media elektronik.
  3. Membeli pohon natal dan memasang patung Sinterklas (Santa Claus) yang katanya mencintai anak-anak dengan membagi-bagikan hadiah sejak malam Natal hingga malam tahun baru.
  4. Bermaksiat, melakukan kejahatan, dan mabuk-mabukan pada malam tahun baru serta bentuk-bentuk lainnya.
Hari raya Natal dan tahun baru tidak boleh dijadikan sebagai hari yang dirayakan oleh umat Islam, dengan dua alasan:   

Pertama, mengandung nilai keagamaan yang kufur. Yaitu menyandang sifat tuhan kepada Al-Masih Isa bin Maryam, reinkarnasi, memberhalakan Isa, menganggapnya sebagai anak Allah, disalib, dan keyakinan lainnya.


Hari raya Natal dan tahun baru tidak boleh dijadikan sebagai hari yang dirayakan oleh umat Islam, dengan dua alasan...



Kedua, mengandung nilai kefasikan, berbuat seenaknya, berakhlak seperti binatang yang tak pantas ditiru manusia, terlebih oleh orang beriman.

Berfikir dan beranjakparadimalah...


 
Wassalamualaikum w.b.r


Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Tegaknya Islam kerana Islam Satu-satunya Agama Yang Allah Redha

Tegaknya Islam kerana Islam Satu-satunya Agama Yang Allah Redha
Letakkan Al-Quran sebagai Panduan Hidupmu dan As-Sunnah sebagai gaya hidupmu

Antum/Antuna semua (ukhwah fillah)

Artikel - Artikel Popular